"Gila luo, emang lu mo bunuh kita semua ya......."

bagai di sambar gledek, suara emak nya sifara di telinga ku,
bukan main terkejutnya aku, kok istriku panik begitu, rokok yang baru kuhisap beberapa hisapan terjatuh,
" emang nya ada apa sih?"
"kamu kok ngerokok lagi, katanya udah berhenti"
mak sifara ngomel lagi dan panjang lagi dech..

memang sejak 1 tahun yang lalu aku memutuskan untuk tidak lagi merokok sejak anak ku lahir,memang ada beberapa kejadian yang melatar belakanginya.
pertama aku sendiri sering ingusan alias pilek ngak jelas dan gak sembuh-sembuh , dan pada suatu malam dadaku pernah terasa sesak dan nyeri. istriku yang juga seorang dokter sebenarnya udah lama menasihati untuk berhenti merokok. namun kebiasaan buruk itu dulu sulit kubuang, merokok sudah kumulai sejak aku di bangku kuliah, adiksi terhadap tembako pun mulai menjerat hidupku, tampa gumpalan asap rokok di hadapan wajah ku rasanya ide ku selalu buntu badan tak bersemangat.
Namun rasa sesak di dada dan rasa ngilu di jantung itu aku amini sebagai signal racun nikotin udah mulai menampakan efeknya di tubuhku. jadi kemungkinan serangan jantung dan penyakit cardiovaskuler lainya sudah begitu dekat menghantui ku ini membuat aku mulai sadar akan tidak sehatnya gaya hidupku,
kaki asal dilipat dikit sering kesemutan, aku sih tau itu pasti karena di darahku telah terjadi trombosis ( perlekatan yang menghalangi laju darah di pembuluh nya.)
ya sudahlah aku yakin aku harus meninggalkan rokok.
kedua aku begitu gembira saat istri ku hamil, kemungkinan ganguan kehamilan akibat rokok pasif dariku akan berbahaya bagi dia dan cabang bayi ku, saat itu aku mulai menghidar untuk tidak merokok di depan dia.
dan aku janji anak ku gak akan mencium lagi bau aroma tembako dari nafas ku.


kemarin aku ketemu teman lamaku sewaktu kuliah dimana kami jadi akrab karena sebuah mancis untuk membakar rokok , jadi aku merokok bareng dia kemarin dan sisa rokok dari bungkusan itulah yang tadi kuhisap, yang membuat istriku histeris.

Padahal dalam setahun tak merokok aku sudah merasakan betapan segarnya hidup tanpa tembako. kaki ku gak kesemutan lagi, uangku gak boros, tubuhku segar, muka ku ceria, nafas ku plong, hubungan dengan isrti pun mesra banget, abisnya aku full power sejak berhenti merokok. Pokok nya sebenarnya tubuh ku lebih PRIMA saat aku tidak lagi menghisap tembakau.

nah betapa bodoh nya aku tadi, hampir saja aku kembali terjebak dalam kehidupan asap yang dapat membunuh ku secara tiba-tiba, yang artinya juga membunuh masa depan keluarga ku,

YANG PASTI ROKOK BUKANLAH SAHABAT, TAPI MUSUH .

semoga cerita singkat ini berguna untuk membuka mata teman-teman perokok lainya.
Mudah-mudahn pengalaman yang akan membuka pikiran orang –orang yang sudah di hantui adiksi racun tembako.

Read More......
Read Comments